Berpikir ilmiah adalah proses
atau aktivitas manusia untuk menemukan atau mendapatkan ilmu yang bercirikan
dengan adanya:kausalitas, analisis, dan sintesis.
Dalam epistemologi ilmu
diperlukan adanya sarana berpikir ilmiah yang ber fungsi membantu proses metode
ilmiah untuk mendapat ilmu atau teori.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam sarana berpikir ilmiah adalah :
1.
Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan
kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
2.
Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.
Adapun sarana berpikir ilmiah adalah : bahasa, logika, matematika dan statistika.
Keempat sarana berpikir ilmiah ini sangat berperan dalam
pembentukan ilmu yang baru.
Syarat suatu ilmu adalah bila
ilmu itu sesuai dengan pengetahuannya dan sesuai dengan kenyataannya, atau
dengan kata lain suatu ilmu itu berada di dunia empiris dan dunia rasional,
seperti yang tertera pada bagan 1. Andaikan ilmu itu bergerak dari khasanah ilmu yang berada di dunia
rasional, kemudian ilmu itu mengalami proses deduksi. Dalam proses deduksi ini, sarana berpikir ilmiah yang
berperan adalah logika dan matematika. Di sini teori-teori yang ada dapat dikaitkan dengan
fenomena-fenomena sehingga terjadilah hipotesis atau dugaan, dalam hal ini
disebut sebagai ramalan. Ramalan ini perlu diuji melalui tahapan pengujian. Tahapan pengujian dilakukan
dengan menggunakan metode ilmiah.
Dalam proses pengujian dilakukan pengumpulan fakta-fakta di lapangan atau di
dunia empiris. Selanjutnya, dilakukan pengujian dengan berbantuan sarana
berpikir ilmiah statistika, sehingga
terjadi proses induksi untuk mendapat kasanah ilmu yang lain. Proses ini akan
berulang terus, sehingga ilmu tersebut selalu berkembang untuk mendapatkan ilmu
yang baru atau ilmu yang lain.
Proses perkembangan ilmu ini berbentuk siklus yang dapat
dilihat pada bagan 1 berikut.
Bagan
1. Perkembangan Ilmu
Demikianlah proses
terjadinya atau terbentuknya ilmu dan peran sarana berpikir ilmiah.
BAHASA
Bahasa
dicirikan sebagai;
- Serangkaian bunyi yang digunakan sebagai alat komunikasi;
- Lambang dari serangkaian bunyi yang membentuk arti tertentu.
Dengan bahasa manusia dapat mengkomunikasikan segenap
pengalaman dan pemikiran mereka. Pengalaman dan pemikiran yang berkembang
membuat bahasa pun ikut berkembang.
Fungsi bahasa adalah :
- alat komunikasi atau fungsi komunikatif,
- alat budaya yang mempersatukan manusia yang menggunakan bahasa tersebut atau fungsi kohesif.
Di dalam fungsi komunikatif
bahasa terdapat tiga unsur bahasa, yang digunakan untuk menyampaikan :
perasaan (unsur emotif), sikap (unsur afektif) dan buah pikiran (unsur
penalaran). Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh ketiga unsur bahasa ini.
Perkembangan
ilmu dipengaruhi oleh fungsi penalaran dan komunikasi bebas dari pengaruh unsur
emotif. Sedangkan perkembangan seni dipengaruhi oleh unsur emotif dan afektif.
Syarat komunikasi ilmiah adalah :
1.
bahasa harus bebas emotif
2.
reproduktif, artinya komunikasinya dapat dimengerti
oleh yang menerima.
Komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi
yang berupa pengetahuan.
Kekurangan
bahasa terleyak pada:
- peranan bahasa yang multifungsi, artinya kommunikasi ilmiah hanya menginginkan penyampaian buah pikiran/penalaran saja, sedangkan bahasa verbal harus mengandung unsur emotif, afektif dan simbolik.
- arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa.
- konotasi yang bersifat emosional.
Aliran-aliran dalam filsafat bahasa:
- Fisafat Modern
Filsafat ini menyatakan bahwa kebanyakan
dari pernyataan dan pertanyaan ahli filsafat timbul dari kegagalan mereka untuk
menguasai logika bahasa.
- Filsafat Analitik.
Bahasa bukan saja hanya sebagai
alat bagi berpikir dan berfilsafat tetapi juga sebagai bahan dasar dan dalam
hal tertentu merupakan hasil akhir dari filsafat.
LOGIKA
Logika adalah jalan pikiran yang masuk akal, definisi ini
dirujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:680). Logika disebut juga
sebagai penalaran. Menurut Salam (1997:140) penalaran adalah suatu proses penemuan
kebenaran, dan setiap jenis penalaran memiliki criteria kebenarannya
masing-masing.
Ciri-ciri penalaran memiliki:
- pola berpikir yang disebut dengan logika,
- analitis dalam berpikir.
MATEMATIKA
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna
dari pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang yang ada pada matematika
bersifat artifisial artinya lambang
itu mempunyai arti jika sudah diberi makna. Kekurangan yang ada dalam bahasa
verbal dapat diatasi dengan menggunakan matematika dalam berkomunikasi ilmiah.
Hal ini dimungkinkan karena Matematika itu bersifat:
- jelas,
- spesifik,
- informative, dan
- tidak emosional
Matematika mengembangkan bahasa kuantitatif, karena dapat
melakukan pengukuran secara eksak. Sifar kuantitatif dari metamtika ini
meningkatkan daya prediktif dan control dari ilmu. Oleh sebab itu matematika
dibutuhkan oleh setiap ilmu.
Matematika mengembangkan cara berpikir deduktif artinya
dalam melakukan penemuan ilmu dilakukan berdasarkan premis-premis tertentu.
Pengetahuan yang ditemukan hanyalah didasari atas konsekuensi dari
pernyataan-pernyataan ilmiah sebelumnya yang telah ditemukan.
Perkembangan ilmu dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu:
- tahap sistematika,
dalam tahap ini ilmu mengolongkan
unsur-unsur empiris ke dalam kategori tertentu.
- tahap komparatif
melakukan perbandingan antara
objek yang satu dengan yang lain.
- tahap kuantitatif.
Mencari hubungan sebab akibat.
Matematika pada dasarnya merupakan pengetahuan yang disusun
secara konsisten berdasarkan logika deduktif. Kebenaran dalam Matematika tidak
dibuktikan secara empiris, melainkan secara penalaran deduktif.
Tahapan perkembangan Matematika menurut Griffits dan Howson
(1974), yaitu:
- Matematika yang berkembang pada peradaban Mesir kuno dan sekitarnya. Menggunakan asepk praktis matematika yang berpadu dengan aspek mistik dari agama.
- Matematika tang berkembang pada perdaban Yunani. Menggunakan aspek estetik yang merupakan dasar matematika sebagai cara berpikir rasional.
Aliran Filsafar Matematika:
- Filsafat Logistik, yang menyatakan bahwa eksistensi Matematika merupakan cara berpikir logis yang salah atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris.
- Filsafat Intusionis.
- filsafat formalis.
STATISTIKA
Peluang merupakan dasar dari teori statistika. Konsep
statistika sering dikaitkan dengan distribusi variable yang ditelaah dalam
suatu populasi tertentu. Statistika sering digunakan dalam penelitian ilmiah.
Ilmu dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji
kebenarannya. Suatu pernyataan ilmiah adalah bersifat factual, dan konsekuensinya dapat diuji dengan baik dengan jalan
menggunakan pancaindra, maupun dengan mempergunakan alat-alat yang membantu
pancaindra tersebut. Pengujian mengharuskan peneliti untuk menarik kesimpulan
yang berisfat umum dari kasus yang bersifat individual. Penarikan kesimpulan
ini berdasarkan logika induktif. Di pihak lain penyusunan hipotesis merupakan
penarikan kesimpulan yang bersifat khas dari pernyataan yang bersifat umum
dengan menggunakan deduksi. Jadi ada dua penarikan kesimpulan yaitu deduksi dan
induksi. Logika deduktif berpaling pada matematika dan logika induktif
berpaling pada statistika.
Statsitika
mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang
diterik tersebut, makin besar contoh atau sample yang diambil maka makin tinggi
tingkat ketelitian kesimpulan tersebut. Statistika juga memberikan kemampuan
untuk mengetahui suatu hubungan kausalita antara dua atau lebih factor yang
bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam hubungan yang bersifat
empiris.
Statistika merupakan sarana berpikir ilmiah yang diperlukan
untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Statsitika membantu melakukan proses
generalisasi dan menyimpulkan karakterisrtik
suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suriasumantri, Jujun S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
No comments:
Post a Comment